Breaking News

Senin, 30 September 2013

Help Me Find My Identity!!!

ldii-identity
(Tulisan yang diperuntukkan untuk instropeksi bagi penulis dan pembaca)
Sembilan bulan yang lalu, ketika lebaran saya menyempatkan silaturahim ke kampung halaman saya. Pertanyaan yang sering muncul pertama kali “Sekarang kerja apa? Dimana?” dan jawaban saya selalu sama “masih pengangguran hehehehe.” Ada suatu momen ketika keluarga besar berkumpul mulai dari nenek, om, tante hingga keponakan dan saya bisa menjamin pasti pertanyaan seperti itu muncul, bahkan lebih detil.

Ketika ada kesempatan diskusi, ada salah satu om yang menanyakan dengan nada yang menurut saya agak sinis.
“Ohh.. Taiwan, sedikit ya orang Islamnya?”
“Di sana kebanyakan Kristen ya?” 
Sebelum sempat menjawab dia sudah menimpali lagi.
“Gimana kehidupan di sana?”

Merasa dia tidak butuh jawaban, saya hanya diam dan pura pura mendengarkan. “Pasti ga enak, sedikit orang Islam di sana,” “Makannya gimana? Solatnya gimana? Masih bisa ngaji?” dan sebagainya. Pertanyaan wajib, namun saya hanya menjelaskan kondisi detil saya di sini kepada orang tua saya.
Saya hanya bergumam “Hmm.” Melihat saya sudah malas menjawab, ayah saya menimpali.
“Aman, hahaha. Kebanyakan orang atheis (tidak beragama) tapi tertib semua, ga seperti di Indonesia orangnya beragama tapi banyak yang ga tertib.”


Seperti itulah. Menggaris bawahi pernyataan ayah saya yang langsung membuat om saya diam, sadar atau tidak itulah kondisi yang ada di Indonesia saat ini. Contoh kecilnya, di negeri sendiri saling menipu untuk mendapatkan untung lebih besar adalah hal yang biasa. Mereka bilang ayam yang dijual halal, ternyata ayam tiren (mati kemarin) yang dijual kembali. Mereka bilang banyak yang menawar, ternyata belum ada yang mampir ke tokonya. Mereka bilang bakso daging ternyata daging tikus. Kalau tidak percaya, reportase tr*ns tv setia menayangkan fenomena fenomena tersebut pada hari minggu pukul 17.00 WIB. Di Taiwan, saya bahkan sempat dilarang sendiri oleh pemilik warung supaya tidak membeli di warung miliknya karena ada babi dan dia tau saya muslim dan tidak makan babi. Ketika pergi ke Taichung teman saya bahkan rela mematikan suara tv ketika saya sedang solat, padahal saya tidak memintanya. Mungkin merekapun bahkan tidak tahu apa sedang saya lakukan. Yah itulah, mereka atheis tapi kadang lebih paham dari orang yang beragama. Saya sempat tidak boleh meminjam wajan dari teman sekamar saya karena dia baru menggoreng babi. 
“Kita tidak akan tahu bentuk rumah kita kalau kita tidak keluar rumah.” Itu pernyataan pertama yang saya dengarkan ketika tiba di Taiwan pertama kali. Bagaimanapun kita dapat melihat kondisi negara kita dengan jelas setelah berada di luar negeri. Seperti melihat bentuk rumah kita dari halaman. Namun jangan diasumsikan untuk melihat kondisi Islam kita harus keluar dari Islam lho.

Apa hubungannya?


Kita beruntung terlahir atau mengaji dalam lingkungan Islam seperti di LDII. Ilmu yang diberikan ada dalam suatu kurikulum yang sistematis, hukumnya jelas, isnadnya jelas. Bagi yang sudah lama mengaji, sudah berapa hadits yang dipelajari? Banyak!! Berapa hukum yang dikaji? Tak terhingga, bahkan masalah kecil di kamar mandi pun dijelaskan secara gamblang. Nasehat pun arang ulune kucing, tidak ada habisnya. Ngaji setiap minggu selalu tertib. Hampir setiap hari ada nasehat, bahkan bertemu saudara dimana pun merupakan bentuk nasehat non-verbal. Saling mengingatkan dalam tindakan. Di luar negeri pun, warga LDII tetap diramut untuk menjaga keimanannya, diurusi ngajinya, dipenuhi fasilitas untuk ngajinya, selalu dipupuk keimanannya.
Lalu, kenapa masih banyak remaja warga LDII yang suka boncengan dengan lawan jenis? Kenapa masih banyak warga LDII yang tidak tahu cara bersuci? Kenapa masih banyak warga LDII yang solatnya selalu mepet-mepet, bahkan bolong? Kenapa banyak warga LDII yang tidak bisa mengayomi warga LDII yang lain? Ngaji telat? Kenapa masih banyak warga LDII yang sering melanggar lalu lintas? Bahkan untuk antri pun susah?
Take action or just learn? Kita belajar mengaji untuk diamalkan, bukan? Kenapa susah diamalkan? Menurut saya bukan karena susah diamalkan tapi kadang kita sendiri menganggap remeh hal hal kecil sehingga ketika tanpa sadar menyepelekannya. Ingat, tersandung pasti dengan kerikil, batu kecil dan sejenisnya. bukan batu berukuran besar.
Apakah kita hanya mengaji saja tanpa mengamalkan? Hmm, mungkin mengaji tanpa mengamalkan terlalu extreme. Atau lebih halus dikatakan mengaji tapi masa bodoh? Yang penting tahu? Banyak warga LDII yang kadang menganggap remeh hal hal kecil di hadits walaupun itu suatu hukum. Namun, tanpa sadar hal itu menjadi boomerang tidak hanya bagi mereka sendiri tapi juga bagi warga LDII secara keseluruhan. Warga LDII yang selalu diyakini mengamalkan hal-hal yang benar sesuai qur’an dan hadits akan kehilangan identitasnya. Efek yang lebih jauh, bahkan generasi penerus pun tidak tahu mana yang benar, mana yang salah? Mereka mengaji hal yang benar namun pada kenyataannya warga LDII yang lebih tua dari mereka yang seharusnya jadi panutan malah melakukan sebaliknya. Sedangkan praktik jelas lebih banyak dilihat dibandingkan teori. Bagaimana mereka tidak bingung?
“Ah, masih ada mas mubalighnya.” Pernyataan yang sering saya dengar ketika mengaji. Pikiran saya pertama kali ketika mendengar hal itu. “Emang mubaligh pengasuh anak loe?” Tidak salah memang, mereka yang mengajarkan ilmu. Mubaligh mempunyai peran yang penting dalam pelestarian ilmu qur’an dan hadits. Namun dengan siapa sebenarnya mayoritas generasi penerus itu menghabiskan waktunya? Siapa yang mereka lihat sebagai panutan? Bagaimana mereka menemukan identitasnya? Identitas kebenaran hukum hukum dalam alquran dan alhadits? Mereka bukan benda mati, mereka tumbuh, berkembang, melihat, dan meniru.
“Sudah, kalau nakal nakal dipondokkan saja.” Ketika saya mendengar pertanyaan seperti itu saya dalam hati langsung bilang “My Godness” Dimana tanggung jawab kita sebagai generasi yang lebih tua? Sebagai kakak? Sebagai ayah? Sebagai ibu? Sebagai sepupu? Sebagai om? Sebagai tante? Sebagai saudara warga LDII? Seolah lepas tanggung jawab. Ingat, pendidikan pondok selama satu tahun memang mampu menambah materi kekhataman kita terhadap alquran dan alhadits namun sisi psikologis dan karakter seseorang tidak dapat dirubah hanya dalam 1 tahun di lingkungan baru. Siapa yang membentuk karakter? Lingkungan dimana kita tinggal. Lingkungan tempat mereka hidup selama ini tidak mungkin bisa dirubah hanya dengan 1 tahun di lingkungan baru. Jika lingkungan dipenuhi oleh orang orang tanpa identitas, bagaimana generasi penerus kita mendapatkan identitas yang jelas? Dan, ketika generasi penerus tersebut melakukan larangan di dalam qur’an dan hadits, kita dengan serta merta menyalahkan mereka dengan berbagai alasan. Namun kita tidak pernah bertanya, bagaimana latar belakang terjadinya pelanggaran tersebut.
Setiap individu, besar kecil, tua muda, laki laki, perempuan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap lingkungannya. Hukum ketiga Newton mengatakan aksi = reaksi tidak ada reaksi jika tidak ada aksi. Setiap tindakan, perilaku individu memiliki impact bagi orang orang di sekitarnya. Sadar atau tidak setiap tindakan kita mempengaruhi sesuatu, entah itu lingkungan atau individu lain. Jadi bisa dibayangkan jika kita melakukan sesuatu hal dan mungkin tidak sesuai dengan qur’an dan hadits, bagaimana impact yang mungkin terjadi tidak hanya kepada kita, namun kepada saudara warga LDII kita bahkan kepada generasi penerus kita.
Suatu hal yang bodoh jika saya mengatakan agama saya adalah agama yang salah. Agama kita adalah agama yang benar. Jelas! Tidak bisa ditawar!! Namun tidak salah jika kita mengambil contoh perilaku orang-orang atheis di atas. Diambil yang baik baik saja ^^. Mereka tidak punya agama namun mereka tidak meninggalkan identitas mereka, dengan gempuran globalisasi, mereka tetap setia dengan budaya lokal.
Masih ingat dengan tragedy pemboikotan film “Tanda Tanya” karya hanung brahmantyo? Atau demo besar besaran hingga menewaskan dubes AS di Libya karena film “Innocence of moeslem?” Satu pernyataan yang saya kutip dari film “Tanda Tanya” karya hanung brahmantyo, diucapkan oleh seorang pastour ketika pementasan paskah dimana pemeran Jesus ketika itu adalah orang Islam. “Tidak akan rusak keimanan seseorang hanya karena sebuah drama.” Di dalam hadits sendiri diterangkan bahwa rusaknya suatu agama yang benar itu bukan dari luar tapi dari dalam. Kehilangan identitas diri mereka sendiri. Lebih tepatnya generasi penerus yang kehilangan identitas. Jumlah warga LDII dari tahun ke tahun secara kuantitas semakin banyak namun bagaimana cara kita memperkenalkan identitas kita? Identitas kita sebagai agama yang haq murni dari qur’an dan hadits?
Sehubungan dengan tindak kekerasan yang mengatas namakan Islam yang marak terjadi, saya berpendapat bahwa media harus dilawan dengan media. Jika media dilawan dengan kekerasan. Maka mereka sukses membuat dunia percaya bahwa image orang Islam adalah image orang yang immature (tidak dewasa), agama yang penuh kekerasan dll. Oleh karena itu suatu keputusan yang bijak jika kita tidak terprovokasi dengan kabar kabar miring atau berita yang menjelek jelekkan kita. Jika kita ikut terpancing, maka mereka telah sukses menuntun kita membuat image jelek kita sendiri.
So, Take Action or Just Learn?
Help Me and My Generation to Find Our Identity!! Tidak harus muluk muluk, harus demo atau segala macam, mulai dari diri kita sendiri. Berperilaku dan mengamalkan qur’an dan hadits, tidak setengah setengah. (Jika anda masih peduli dengan generasi selanjutnya sih..)
Semoga Allah paring manfaat dan barokah.


Adiyta P. - Penulis adalah mahasiswa master di Taiwan >>sumber
Read more ...

Minggu, 29 September 2013

KEPO With Quran Hadits

Kepo
KEPO ...??? Makhluk apa itu ..? Atau semacam pisang yang enak digoreng itu lhoo pisang KEPO ...??? ( hehe ... itu pisang KEPOK, lurr ... ). KEPO itu bukannya kata lain dari nyesel yaa ..?? ( Itu KAPOK, luuur ...)
KEPO itu singkatan bahasa Inggris Knowing Every Particular Object ( KEPO ) yang artinya tauuu banget hal yang paling biasa sampe yang luarbiasa dari rahasia umum sampai top secret dari sesuatu apapun itu, manusia, benda, makhluk atau kegiatan. Hyaah benar sekali seperti wartawan PAPARAZII yang selalu membontot artis yang sedang paling populer mulai dari hobbbynya sampai flu aja bisa jadi TT ( trending topic ) twitter atau sosmed yang lain, muncul di TV ditayangkan di acara Infotainment sehari 3 kali (udah kayak minum obat aja.... HEHE).
Iyaapz seperti itulah KEPO. Nah, zaman Nabi udah ada tuh wartawan infotainment PAPARAZZI gitu hanya saja bukan diabadikan dalam bentuk pesan multimedia macam sekarang. Kalo kalian memang Kepo-ers Hadist pasti tahu sahabat Nabi yang satu ini .... sering muncul sebagai rowi ( periwayat hadith ) yang tsiqoh ( dipercaya ) beliau adalah pecinta binatang terutama kucing ... Hayoo siapa ?? KEPO? iya, bener kok luuurr, dialah Abu Huroiroh R.A.


Menurut riwayat beliau adalah salah satu shohabat yang paling rajin mengikuti Nabi Muhammad SAW tapi tidak seperti wartawan paparazi itu juga sih yang suka mengekspos hingga sampai ke kehidupan pribadi dan privasi yang di KEPOin hemm ... Berkat beliau Abu Hurairoh R.A banyak sekali sunnah yang indah yang dapat di ambil hikmah ( Subbhanallah )

Nah, jika kamu memang ngaku Generasi Penerus yang ingin sukses dunia akhirat sesuai dengan Tri sukses Generasi Penerus yaitu jadi Generus yang punya Akhlaqul Karimah, Faham dan Mandiri. Siplah kalo ketiga hal tersbut bisa hinggap di setiap diri generus Manshurin. Apa hubungannya sama KEPO? Apakah kita harus KEPO dengan ustadz ustadzah kita? ( Hehehe gak gitu juga kali, lurr .. :D ) Yang di-KEPO in itu ilmunya Lurr ... ! Ilmu Qur'an Hadist tentunya. Hayoo udah katam belum Qur'an Maknanya? Hadistnya dapet berapa?. Sudah seberapa KEPO anda dengan Qur'an Hadist?
Ini dia keuntungan yang bisa saudara dapatkan jika KEPOin Qur'an Hadist
1. Melestarikan Kebaikan
Seperti kata beliau Salman Al-Farisi dalam Muqoddimah kitab Ad-Darimiy
•    عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ رَبِيعَةَ قَالَ قَالَ سَلْمَانُ : لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا بَقِىَ الأَوَّلُ حَتَّى يَتَعَلَّمَ الآخِرُ، فَإِذَا هَلَكَ الأَوَّلُ قَبْلَ أَنْ يَتَعَلَّمَ الآخِرُ هَلَكَ النَّاسُ * رواه الدارمي فى المقدمة

Artinya : Manusia senantiasa dalam kebaikan selama Generasi muda belajar kepada generasi tua, jika Gnerasi tua habis sebelum generasi muda belajar pada generasi tua maka rusaklah ( kebaikan ) Manusia.
2. Menjaga dari Godaan Syetan
Diriwayatkan dari Sahabat Ibni Mas'ud Nabi Muhammad SAW pernah ngendiko ( bersabda ) :

 وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَعَالِمٌ وَاحِدٌ أَشَدَّ عَلَى إِبْلِيْسَ مِنْ أَلْفِ عَابِدٍ ِلأَنَّ الْعَابِدَ لِنَفْسِهِ وَالْعَالِمَ لِغَيْرِهِ
Yang artinya : Demi dzat yang diriku ditanganNya, Niscaya satu orang yang faham agama lebih mudah bagi iblis untuk digoda daripada 1000 orang ahli ibadah karena ahli ibadah bermanfaat untuk dirinya sendiri, sedangkan ahli ilmu bermanfaat bagi orang lain.
3. Ilmu adalah kehidupan Islam dan Tiang Keimanan
Seperti yang termaktub dalam hadist dibawah ini

    الْعِلْمُ حَيَاةُ اْلإِسْلاَمِ وَعِمَادُ اْلإِيْمَانِ ...الحديث  رواه أبو الشيخ عن ابن عباس
4. Dido'akan ampun oleh malaikat serta seluruh makhluk dibumi, diberi mahkota yang lebih terang dari matahari. Dan yang pasti ... jadi petunjuk jalan Masuk SURGA selamat dari NERAKA ...
Apaa lagi ya manfaat KEPO-in Qur'an Hadith ..?? SURGA itu kaya apa? NERAKA itu kaya gimana? Iyyh KEPO ya? Makanya Ngaji ... !!!!
That's the best way to KEPO with Qur'an Hadith. (Dika) >>sumber
Read more ...

Kamis, 26 September 2013

Move On ala Rosululloh

move on ala rosululloh


Ooo .. jadi kamu galau karena semua masalah masalah kamu ...???

OK, deh Guys ... Asal kamu tahu, ketika masalah menggalaukanmu ... Langit bumi dan benda benda langit gak peduli tuh, mereka tugasnya berotasi .. yah muter-muter terus tuh ... Gak ada istilah "langit ikut menangis karena kalian galau". Udah lah bro .... Let's MOVE ON!

Nih dengar ya ... Kalau kalian Sedih ...

Bumi tetap berrotasi selama 23-24jam sehari dan berrevolusi 365-366 hari dalam setahun ...

Surga Neraka masih beroperasi

Alam kubur juga gak tutup

Malaikat Rokib Atid juga gak liburan mencatat amal kalian, Guys :)


Yang masih Galau Move On yuk .. :)

BTW, kalo ngomongin masalah Move on. Ternyata istilah Move on sudah ada lho dari zaman Nabi Muhammad SAW.

Mau Tau Move on Ala Rosululloh SAW ?

Jadi ceritanya gini sodarah, Nabi kita Muhammad SAW ketika menerima wahyu pertama, gak ada yang percaya selain Sang Istri tercinta Bunda Khadijah R.A dan Abah Abu Bakar Ash-Shidiq A.S bahkan dari sanak family beliau banyak yang meremehkan bahkan merintangi. Tapi, nabi Muhammad gak serta merta galau begitu saja, rintangan itu justru membuat Beliau semakin bersemangat untuk memperjuangkan kebenaran ini, Gan.

Makin lama pengikut Nabi Muhammad SAW semakin banyak, walau kebanyakan adalah dari kalangan miskin dan budak. Melihat fenomena ini, paman nabi Muhammad yang benci sekali dengan Islam melancarkan serangan serangan yang membahayakan. Bahkan, memerintahkan agar Nabi ditangkap dalam keadaan hidup atau mati.

Nah, akhirnya inilah saatnya Nabi Muhammad ber-Move on Alias Hijrah dari Mekkah ke Madinah

Dan Allahpun berfirman, " Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui," ( 16 : 41 )

Nabi Muhammad SAW dan awalul mukminin Muhajirinpun berhijrah dengan niat karena Allah, seperti yang difirmankan Allah :

"(Juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar" ( 59 : 9 )

Dan, apakah setelah Nabi besar kita move on menjadi tambah hina? Ohh, tentu tidak ... Bahkan pada tahun 8 H Nabi Muhammad SAW berhasil melakukan pendobrakan yang luar biasa besar pada kampung halamannya , Makkah, tanpa pertumpahan darah yang sering kita kenang dengan peristiwa "FATHUL MAKKAH" Yang mana .... :

Bangsa Quraish ketakutan menyaksikan ribuan pasukan

berbusana cinta dan akhlaq mulia

Dipimpin rosulillah Sollaullohu Alaihi wasallam

Menaklukkan Tuhan Tuhan kebatilan

Dengan membaca Al-Qur'an .... ( Firman Tuhan )

Masjidil Harom penuh manusia takut baginda

Karena telah berdosa

Namun Baginda menabur cinta

rahmat dan ampunannya ...

( H. Shobirun - Pengasuh Ponpes Mulya Abadi )

Selain itu hikmah dari Hijroh alias Move on itu adalah bersaudaranya kaum Muhajirin dan Anshor ( Hmm too tuit tekali yah ).

Buat kita ... Move on berarti berhijrah dari dosa menuju pahala, move on dari yang batal menuju yang benar, move on dari yang awalnya buruk menjadi baik daaan seterusnyaaa ....

Tapi jangan lupa ... Hijroh atau Move on harus karena Allah yaa ... seperti yang diriwayatkan Bukhori

" Dari Muhammad bin Ibrahim At Taimi, bahwa dia pernah mendengar [Alqamah bin Waqash Al Laitsi] berkata; saya pernah mendengar [Umar bin Al Khaththab] diatas mimbar berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan"

Nah, Rosululloh kita udah cukup jadi uswatun hasanah kan buat kita ... So, whatta ya waitin' fo ? Move On forward ala Rosululloh yuk ... ( bukaaan, maksudnya bukan disuruh pindah kewarganegaraan lho ya .. )

Move on ala Rosululloh yang menghadapi cobaan, rintangan dan kegalauan hidup dengan semangat, sabar, dan pantang menyerah ^^.

Itu lhoo ... macam Abah yang punya cantolan "Barongan barongan mundur ... Anget anget maju"

( Rojo Gandul ) itu lhoo hoho ...

Kalo kalian punya rencana A dan gak berhasil .... tenang abjad kan ada 26, masih ada rencana A, B, C, D ...dst. sampe Z. hehe :P

Oleh : Dika Syahida >>sumber
Read more ...
Designed By